Kamis, 21 Mei 2009

ANTARA FLU BURUNG (Avian Influenza) DAN FLU BABI (Swine Influenza)

Assalamualaikum

Dalam 2 tahun terakhir ini, kita dikejutkan dengan berbagai jenis penyakit baru yang berhubungan dengan influenza atau flu. Flu adalah jenis penyakit yang menyerang saluran pernapasan manusia yang disebabkan oleh virus influenza. Virus ini menyerang terutama bagian hidung kita dengan gejala awal demam, hidung tersumbat. Virus ini akan menyerang kita jika kondisi tubuh kita tidak fit atau kondisi lingkungan yang tidak bersahabat.

Yang dimaksud dengan flu bukanlah batuk pilek biasa. Orang yang terkena flu yang betul-betul flu menunjukkan gejala: demam yang biasanya tinggi, sakit kepala, badan terasa sangat lemah, batuk kering, sakit di tenggorok yang bukan disebabkan “amandel,” hidung pilek atau tersumbat, dan otot2 terasa pegal sekali. Bisa disertai mual, muntah dan diare terutama pada anak.
Gejala ini sangat berbeda dengan batuk pilek biasa atau common cold yang jauh lebih ringan.

Flu ini menular dari manusia ke manusia, berbeda dengan flu burung, yang ditularkan dari hewan ke manusia. Sekali terkena flu, bisa terjadi beberapa komplikasi yang ditakuti yaitu pneumonia karena infeksi sekunder oleh bakteri, dehidrasi atau kekurangan cairan dan memburuknya penyakit yang sudah diderita misalnya penyakit jantung, paru asma, diabetes.

Pada perkembangannya jenis penyakit yang dinamakan flu atau influenza ini menjadi sangat beragam dilihat dari sumber virus yang menyerangnya. Saat ini kita mengenal ada penyakit flu tulang, flu burung, dan yang terbaru adalah flu babi. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara jenis flu yang telah ada di dunia.

A. Flu Burung (Avian Influenza)

Beberapa tahun lalu dunia dirisaukan dengan adanya wabah flu burung, yang terutama menyerang Indonesia. Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia. Virus influensa tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.

Burung liar dan unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1. Di Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur transportasi atau peternakan unggas alih-alih jalur migrasi burung liar.

Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.

Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.

Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi resiko penularan.

Tidak selamanya jika tertular virus akan menimbulkan sakit. Namun demikian, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen pada suatu saat. Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati mendadak pihak otoritas akan membuat dugaan adanya flu burung. Untuk mencegah penularan, hewan lain di sekitar daerah yang berkasus flu burung perlu dimusnahkan.

Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan (mungkin) perut. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis.

Penanganan medis maupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis yang berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas dan anti virus. Di antara antivirus yang dapat digunakan adalah jenis yang menghambat replikasi dari neuramidase (neuramidase inhibitor), antara lain Oseltamivir (Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari antivirus tersebut memiliki efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu sehingga diperlukan opini dokter.

Kejadian flu burung tertinggi ada di Indonesia, yaitu terjadi 99 kasus flu burung dengan 79 kematian, sedangkan kasus tertinggi kedua ada di Vietnam dengan 93 kasus dan 42 kematian. Hingga 6 juni 2007, WHO telah mencatat 310 kasus dengan 189 kematian pada manusia yang disebabkan oleh virus ini. Jumlah kasus ini dilaporkan oleh WHO dengan hasil laboratorium.

Awal wabah pada peternakan di dunia yang telah dikonfirmasi sejak Desember 2003. Wabah flu burung juga melanda benua Afrika. Pada 8 Februari 2006, OIE mengumumkan Nigeria sebagai negara pertama yang memiliki kasus positif flu burung di benua itu. Dua pekan kemudian, virus H5N1 ditemukan di sebuah desa kecil di Niger, sekitar 72 km dari perbatasannya dengan Nigeria. Virus ini juga menyebar ke Mesir dan Kamerun.

B. Flu babi (Swine Influenza)

Influensa babi merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang sangat menular, disebabkan oleh virus influensa tipe A yang termasuk dalam orthomyxovirus. Babi merupakan induk semang utama virus influenza babi, namun demikian virus tersebut dapat juga menular pada manusia dan bangsa burung atau sebaliknya. Infeksi virus influensa babi dapat menyebabkan batuk, demam, dispnu, kelemahan yang sangat, dengan cepat menyebar pada sekelompok ternak babi dan dengan cepat pula sembuh. Pada kasus komplikasi, babi akan mengalami bronchopneumonia yang dapat berakhir dengan kematian. Penyakit influensa babi belum pernah ada di Indonesia, tetapi penyakit ini harus selalu diwaspadai mengingat banyak penyakit babi baru-baru ini didiagnosis di Indonesia.

Babi dapat menampung virus flu yang berasal dari manusia maupun burung, memungkinkan virus tersebut bertukar gen dan menciptakan galur pandemik. Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus penularan dari manusia ke manusia.

Gejala virus termasuk demam, disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematian. Flu babi diketahui disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1, H1N2, H3N1, H3N2, and H2N3. Di Amerika Serikat, hanya subtipe H1N1 lazim ditemukan di populasi babi sebelum tahun 1998. Namun sejak akhir Agusuts 1998, subtipe H3N2 telah diisolasi juga dari babi.

Penyakit virus influensa babi pertama dikenal sejak tahun 1918, pada saat itu didunia sedang terdapat wabah penyakit influenza secara pandemik pada manusia yang menelan korban sekitar 21 juta orang meninggal dunia (HAMPSON, 1996).

Pada awal tahun 1976 di Amerika Serikat terjadi suatu peristiwa yang sangat menarik yaitu ditemukannya virus influensa babi yang dapat diisolasi dari manusia, selanjutnya dapat terungkap bahwa apabila manusia berhubungan dengan babi sakit, maka akan dapat menjadi terinfeksi dan menderita penyakit pernafasan akut (O’BRIAN et al., 1977; ROTA et al., 1989). Karena penyakit pernafasan babi selain disebabkan oleh virus influensa A juga disebabkan oleh agen lainnya maka istilah influensa babi diubah menjadi Enzootic pneumonia.

Penyebab penyakit saluran pernafasan pada babi adalah virus influensa tipe A yang termasuk Famili Orthomyxoviridae. Virus ini erat kaitannya dengan penyebab swine influenza, equine influenza dan avian influenza (fowl plaque) (PALSE and YOUNG, 1992).Ukuran virus tersebut berdiameter 80- 120 nm.

Selain influensa A, terdapat influenza B dan C yang juga sudah dapat diisolasi dari babi. Sedangkan 2 tipe virus influensa pada manusia adalah tipe A dan B. Kedua tipe ini diketahui sangat progresif dalam perubahan antigenik yang sangat dramatik sekali (antigenik shift). Pergeseran antigenik tersebut sangat berhubungan dengan sifat penularan secara pandemik dan keganasan penyakit.

Penyakit influensa A pada babi yang ringan akan dapat menjadi parah karena penyakit lain seperti Pseudorabies (Aujeszky's disease), Haemophillus parasuis, Mycoplasma hyopneumonia, Actinobacillus (H)pleuropneumonia atau Pasteurella multocida.Keganasan dari infeksi influensa A babi dapat meningkat pula bersamaan dengan adanya infestasi cacing paru-paru, migrasi larva ascaris melalui paru-paru dan serbuan bakteria sekunder. Pada beberapa kasus penyakit mirip influensa (influenza-like illness), tidak dibarengi terisolasinya virus influensa babi ataupun organisme lain, juga terlihat adanya gejala klinis yang sama.

Virus Flu Babi yang mewabah di Meksiko merupakan gabungan virus-virus lemah yang ada di dalam tubuh babi. Penggabungan secara sempurna yang dilakukan oleh babi Meksiko inilah yang lantas menjadikan virus baru bernama Flu Babi tersebut.

Melihat pada ulasan singkat tentang flu burung dan flu babi, hakikatnya keduanya merupakan jenis penyakit flu atau influenza yang bergejala mirip dengan penyakit flu biasa yang menyerang manusia. Jadi kita harus mewaspadai hal ini karena pada dasarnya flu atau influenza ini disebabkan oleh virus yang serupa dan sangat mudah untuk bermutasi sehingga bisa menjadi penyakit yang menulari manusia.

Wassalam

Atie

Tidak ada komentar: